Suku Toala, Sulawesi

Suku Toala atau suku Pannei, adalah nama suatu kelompok masyarakat adat yang terdapat di kabupaten Pangkep dan kabupaten Maros provinsi Sulawesi Selatan.

Suku Toala adalah penduduk asli Sulawesi Selatan yang mendiami desa Leang Pata’E di Lomoncong yang terletak di ujung kabupaten Maros provinsi Sulawesi Selatan. Suku Toala sendiri menjadi masyarakat minoritas di desa Leang-leang yang secara mayoritas dihuni oleh suku Bugis yang hidup dari pertanian kebanyakan menggarap sawah dan beternak. Selain itu komunitas suku Toala ini juga terdapat di kabupaten Pangkep dan kabupaten Polewali Mandar. Suku Toala, di daerah kabupaten Pangkep dan kabupaten Polewali Mandar lebih dikenal dengan sebutan suku Pannei.

Secara ras, suku Toala agak berbeda dengan suku-suku lain di Sulawesi. Mereka memiliki ras Weddoid, seperti orang Kubu dan Lubu di Sumatra. Mereka memiliki kulit gelap, rambut keriting dan ukuran tubuh yang tidak tinggi, sekitar 150 cm. Menurut para peneliti, orang Toala ini merupakan suku tertua di Sulawesi Selatan, bahkan tertua di pulau Sulawesi. Telah hadir di bumi Sulawesi sejak zaman Mezolithicum, yaitu zaman batu muda, sekitar 5000 tahun yang lalu, bahkan ada peneliti yang mengatakan bahwa nenek moyang suku Toala telah ada sekitar 8000 tahun Sebelum Masehi. Suku Toala ini lah sebagai penghuni pertama pulau Sulawesi, di saat pulau Sulawesi masih menyatu dengan daratan Asia Tenggara, menurut teori gletser. Mereka hadir dalam beberapa gelombang dalam kelompok-kelompok kecil, menyebar ke seluruh wilayah Indonesia Purba. Jejak suku Toala purba terdapat juga di Sulawesi Tenggara, sehingga ada cerita di Sulawesi Tenggara bahwa suku Toala adalah salah satu penghuni pertama di Sulawesi Tenggara..

lukisan di dinding gua Leang-leang
suku Toala Purba
pic pendidikan4sejarah
Ditemukan sebuah gua yang bernama Gua Leang-leang, yang terdapat di kabupaten Maros provinsi Sulawesi Selatan di daerah pegunungan pada ketinggian 800 meter dpl. Pada dinding gua ini terdapat bekas gambar telapak tangan dan telapak kaki manusia, selain itu terdapat juga gambar perahu, rusa dan babi hutan. Ini adalah jejak-jejak manusia yang hidup pada zaman ini, yang diduga adalah peninggalan nenek moyang suku Toala di masa lalu. Menurut para peneliti bahwa di tempat ini lah nenek moyang suku Toala menjadikan gua ini sebagai tempat tinggal. Uniknya jalan menuju ke gua ini, harus melalui anak tangga sebanyak 999 buah. Di dalam Gua Leang-leang ini juga ditemukan flakes (ujung mata panah yang sisi-sisinya bergerigi).

Suku Toala (Pannei) saat ini diperkirakan memiliki populasi sebesar 250.000 orang.

Kehidupan masyarakat suku Toala (Pannei) ini pada umumnya berprofesi sebagai petani. Mereka mengelola tanaman padi di sawah. Sebagian dari mereka juga ada yang memilih profesi sebagai nelayan. Selain itu beberapa dari mereka menjadi perajin yang menghasilkan beragam jenis kerajinan.

sumber:
  • wikipedia
  • sabda.org
  • sangbaco.com
sumber lain dan foto:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,